Bismillah.. Halo apa kabar? feel's good i
hope, ngomong-ngomong selamat menjalankan ibadah puasa ya buat kalian yang
beragama muslim nanti, semoga puasa tahun ini lancar dan diterima oleh allah
SWT amin...
lama hiatus disini, tapi alhamdulillah masih
ada yang sempetin baca-baca artikel yang udah saya kutip disini, terimakasih :)
Well Gue sedikit heran sama anak muda yang
selalu ngeluh pas cerita-cerita ke gue atau pas melihat keluhan mereka di dunia
maya, yap dunia maya! sekarang jika ingin curhat 'mereka' lebih memilih
menceritakan nya kesana.
Dulu sih masih sederhana sekali, *misal : Ada masalah/cerita,
tinggal tulis aja di diary masing-masing. lebih aman, selesai.
Tapi yang lebih sederhana lagi sih ada disini
*nunjuk ke dada* tepatnya di hati, karena di hati kita masing-masing selalu ada
sosok 'dia', who?
Simple aja sih, siapa yang selalu tau apa yang
kamu lakukan ketika semua orang bahkan tidak tau apa yang kamu
lakukan/rasakan? Tuhan ada
selalu bersama kita kok.
Namun sayang di zaman
teknologi yang sudah super canggih seperti ini peran nya dalam hal 'menggadu'
telah sedikit tergeser oleh adanya situs-situs yang siap dengan pertanyaan
mereka : 'what's your mind?/what's happening?/apa yang anda pikirkan?'. But,
gue yakin kok gak semua dari kalian ini yang seperti itu, gue juga gak merasa
paling benar kalo misal nya tergolong seperti mereka diatas, so kembali
ke diri masing-masing aja untuk intropeksi dalam menyikapi omongan gue ini :)
Yang paling banyak ngeluh biasanya sih ya,
biasanya loh... itu cewe. Wajar sih women feel's with heart not like man who
always feel's with brain, Think something it's logic or not.
Mereka lebih peka dari kita kaum pria dan itu
wajar-wajar saja, tapi kalau terus mengeluh gara-gara masalah, *misal : Gak
boleh pulang larut malam, gak boleh pacaran, dll. Siapa yang biasanya melarang
sepeti itu? kurang lebih itu adalah Ayah, but take a break and open your mind
please, beliau tidak akan melakukan hal tersebut kalau tidak ada tujuan nya
bukan?
Coba sejenak kamu lihat raut keletihan dari
wajah ayahmu, helai rambut yang memutih di kepalanya dan kamu akan melihat
betapa ayah, bapak atau papa mu selalu menyayangimu dan menjagamu. Dan dibalik
ketidaknyamananmu ada sebuah cinta yang selalu menjadi pelindungmu. Coba kamu
katakan,
"Aku sayang
sama ayah, bapak, papa.” , dengan sendirinya
nanti kamu akan melihat guratan senyum kebahagiaan dari raut bibirnya yang
mungkin tidak pernah kau lihat sebelumnya.
Biasanya,
bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan,
yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang
bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya akan sering merasa kangen
sekali dengan Mamanya. Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap
hari, tapi tahukah kamu jika ternyata ayah-lah yang mengingatkan Mama untuk
menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, mama-lah yang
lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu bahwa
sepulang ayah bekerja dan dengan wajah lelah ayah selalu menanyakan pada Mama
tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil, ayah biasanya
mengajari putri kecilnya naik sepeda dan setelah ayah mengganggapmu bisa, ia
akan melepaskan roda bantu di sepedamu, kemudian Mama bilang : “Jangan
dulu yah, jangan dilepas dulu roda bantunya” , mama takut putri manisnya
terjatuh lalu terluka.
Tapi sadarkah kamu? Bahwa ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu,
dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya
Pasti bisa.
Pernahkah kamu pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang
baru, mama menatapmu iba, tetapi ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh,
kita beli nanti, tapi tidak sekarang” ?
Tahukah kamu, ayah melakukan itu karena ia tidak ingin kamu menjadi anak yang
manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit
membentak dengan berkata: “Sudah di bilang! kamu jangan minum air
dingin!”. Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan
lembut.
Ketahuilah, saat itu ayah benar-benar
mengkhawatirkan keadaanmu.
Lalu Ketika kamu sudah beranjak remaja yaitu masalah yang di atas saya
contohkan tadi, Kamu mulai menuntut pada ayah untuk dapat izin keluar
malam, dan ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa ayah melakukan itu untuk
menjagamu, karena bagi dia kamu adalah sesuatu yang sangat–sangat luar biasa
berharga?
Setelah itu kamu marah pada ayah, dan masuk ke
kamar sambil membanting pintu dan yang datang mengetok pintu lalu membujukmu
agar tidak marah adalah Mama.
Tahukah kamu, bahwa saat itu ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam
batinnya, bahwa ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia
HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah
untuk menemuimu, ayah akan memasang wajah paling cool sedunia. Ayah sesekali
menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.
Sadarkah kamu, kalau hati ayah itu merasa cemburu?
Lalu Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan ayah melonggarkan sedikit peraturan
untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang
dengan hati yang sangat khawatir. Dan
setelah perasaan khawatir itu berlarut–larut, ketika melihat putri
kecilnya pulang larut malam hati ayah akan mengeras dan ayah memarahimu.
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti ayah akan segera
datang? “Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan ayah.”
Setelah lulus SMA, ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter,
Insinyur, atau apa yang ia inginkan.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang
dilakukan ayah itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti, tapi
toh ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan
keinginan ayah iya kan?
Ketika kamu menjadi gadis dewasa.
Dan kamu harus pergi kuliah di kota lain.
Ayah harus melepas kepergianmu.
Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu ?
Ayah hanya tersenyum sambil
memberi nasehat ini itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal ia
ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Dan yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata
di sudut matanya, kemudian menepuk pundakmu lalu berkata “Jaga dirimu baik-baik
ya sayang”.
ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT! kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang
pertama yang mengerutkan kening adalah ayah. Dia pasti berusaha keras
mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan ayah tau ia
tidak bisa memberikan yang kamu inginkan.
Kata-kata yang keluar dari mulut ayah adalah :
“ Tidak…. Tidak bisa! ”
Padahal dalam batin nya, ia sangat ingin mengatakan “ Iya sayang, nanti ayah
belikan untukmu .”
Tahukah kamu bahwa pada saat
itu ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana, ayah adalah orang pertama yang
berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Ia akan
tersenyum dengan bangga dan puas melihat “ Putri kecilnya yang tidak manja
berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang ”.
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada nya
untuk mengambilmu dari nya. Ia akan sangat berhati-hati memberikan izin. Karena beliau tahu, bahwa
lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya kelak.
Dan akhirnya….
Saat ayah melihatmu duduk di panggung pelaminan bersama seseorang lelaki yang
di anggapnya pantas menggantikannya, ayah pun tersenyum bahagia.
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia
itu ia pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
ayah menangis karena beliau sangat bahagia.
Kemudian dia berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, dia berkata :
“ Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik. Putri kecilku yang lucu dan
kucintai telah menjadi wanita yang cantik, bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang
sesekali datang untuk menjenguk, dengan rambut yang telah semakin memutih dan
badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya itu.
Papa, Ayah, Bapak kita… adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat. Bahkan
ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis. ia harus terlihat tegas bahkan
saat dia ingin memanjakanmu. Dan ia adalah orang pertama yang selalu yakin
bahwa “ KAMU BISA ” dalam segala hal. Kamu harus percaya akan hal itu, lalu
berhentilah mengeluh.
syurga memang ada di telapak kaki ibu, namun
pengorbanan seorang ayah jangan lah di anggap remeh. Syurga juga ada di telapak
kaki dia... ayah.
Genggaman
Terimakasih udah sempetin baca, and no offense to anyone :) wassalam...
Sumber Kutipan oleh : Twotwinngga
Tambahan Oleh : Admin